A. Latar
belakang Perubahan Sosial
Pasca
Konvensi London tahun 1814, yaitu Belanda mendapatkan kembali Hindia Belanda,
maka Belanda terus memadamkan pemberontakan yang banyak terjadi di
daerah-daerah. Dampak kembalinya Belanda
ini membawa dampak yang cukup besar bagi pribumi yaitu mengalami kegoncangan
terhadap kehidupan bermasyarakat ditambah lagi Belanda menerapkan pembaharuan
dalam berbagai bidang seperti dibidang politik, ekonomi sehingga membawa dampak
dalam berbagai bidang juga, salah satunya dibidang social. Tindakan pemerintah colonial untuk menghapus
kedudukan menurut adat penguasa pribumi untuk dijadikan Handlanger Gubernermen telah menurukan kewibawaan penguasa
tradisional ini. Secara administrative para bupati atau para penguasa pribumi
lainnya sebagai pegawai pemerintah Belanda yang ditempatkan di bawah
pemerintahan colonial.
Ini juga berdampak pada struktur
social masyarakat. Lebih-lebih pada penduduk pedesaan, mereka harus menghadapi
secara langsung intensifikasi penetrasi kekuasaan politik dan ekonomi baratyang
telah terjadi sejak awal abad ke 19. Dengan dikenalnya system sewa tanah,
pajak, pembukaan perkebunan swasta, dan ekonomi uang masyarakat mengalami
perubahan social ekonomi dengan cepat dan dibarengi dengan disorganisasi
masyarakat tradisional beserta lembaga-lembaganya. Sebelumya sejak politik etis
dilancarkan, pemerintah colonial mulai memperhatikan perkembangan di pribumi.
Perubahan-perubahan social ini
terjadi, selain sebab-sebab di atas, sebab lain adalah perluasan pendidikan,
terutama pendidikan dasar, kemudian layanan kesehatan mulai meluas sampai
pelabuhan dan kampung-kampung. Peraturan baru tentang perlindungan terhadap
tenaga buruh atau kuli pabrik/perkebunan, kemudian transportasi, budaya
tandingan dari masyarakat, diperluasnya perkebunan dan