Sabtu, 09 Juni 2012

Latar Belakang Revolusi Amerika Serikat


A.    Masa Awal
Satu faktor yang mendorong kepada perjuangan pemisahan dari Inggris adalah ciri manarik dan keunikan tersendiri yang berada dalam diri pendatang-pendatang yang berhijrah ke benua Amerika. Mereka meninggalkan negara asal karena  tidak berpuas dan juga bagi mencari kehidupan yang lebih baik di tempat lain. Walaupun mayoritias pendatang adalah berbangsa Inggris tetapi terdapat juga pendatang lain. Orang-orang Jerman dan Irlandia keturunan Skotlandia yang berdatangan sebagai imigran dalam jumlah besar pada waktu itu, jika digabungkan dengan orang-orang Swedia dan Belanda yang telah datang dalam abad ke-17, menciptakan suatu etnis yang kemudian mewarnai penduduk Amerika dalampembentukan bangsa.[1] Dari tahun 1739 hingga 1763 masa yang ditandai dengan banyaknya pertikaian internasional antara bangsa-bangsa di Eropa. Perdebatan ini mencakup antara lain, tentang persoalan seperti apa manfaatnya mengadakan perang dengan perancis dan spanyol dan bagaimana cara yang paling efektif untuk melaksanakan perang. Perbedaan pendapat yang terjadi tidak pernah diselesaikan secara jelas dan keadaan ini sendiri menampilkan bahwa Inggris selama pertengahan  abad 18, tidak mempunyai kebijaksanaan yang jelas atas koloni-koloninya dan hal ini mendorong ketidak puasan.
Sesudah perang yang terjadi antara Prancis dengan suku Indian (1754-1763)[2], suatu peperangan dimana Inggris dapat mengalahkan Prancis dan merebut daerah yang sekarang dikenal dengan nama Kanada, Inggris sudah menyiapkan pasukan militer yang cukup besar. Inggris memusatkan pengawasan dibawah penguasa militer  dan memisahkan administrasinya dari politik colonial, Hal ini tentu saja menambah semakin memburuknya tata hubungan antara gubernur  koloni dan pimpinan militer[3].  
Akhirnya  4 gubernur dari golongan militer ini mengakhiri masa pemerintahannya dalam suasana politik yang tidak mudah didamaikan. Semua itu dikarenakan kebijakan pemerintah tersebut. Mereka tidak menyadari bahwa akibat dari itu semua , pemerintah Inggris telah memaksakan suatu organisasi militer yang kuat ke dalam system politik yang lemah, akibatnya menimbulkan berbagai macam kesulitan selama 10 tahun
sebelum perjuangan kemerdekaan Amerika dimulai tahun 1776. Selain factor dari luar tersebut, ternyata dari dalam Negara koloni dengan pemerintah Inggris ternyata menyimpan banyak gejolak. Setelah perang Inggris-Prancis, dan dimenangkan oleh pihak Inggris, pemerintah pusat membutuhkan banyak uang untuk daerah kerajaan yang bertambah luas.
In the final contest with the French and their Indian allies in the French and India war of 1756-1763, the conflict became general along the frontier; and many American soldier, including George Washington, then acquired experience experience in the arts of campaigns and battles. The struggle opened unofficially in 1755 with the march of general braddock’s troops into the western wilderness of Pennsylvania, where they suffered a disastrous defeat. War was formally declared in 1756 and, at the and of seven years, it closed in the acquisition of Canada by great Britain and the expulsion of the French from their other continental claims.[4]

       
B. Memasuki Masa Bergejolak
Langkah yang pertama pada tahun 1773 terjadi penerapan system baru yaitu penggantian Undang-undang gula cair (Molasses Act). Kebijakan ini memberlakukan cukai atau pajak atas imporium dan gula cair dari Inggris. Tapi kebijakan ini menimbulkan pertentangan dari para pedagang dari new England, karena merugikan bisnis mereka. Rapat dewan kota, pedangang dan anggota legislative memprotes hukum ini. Pemajakan tanpa perwakilan, sebuah slogan yang memberukan alasan bagi banyak orang Amerika untuk menentang Negara induk mereka.[5] Tahun 1764, parlemen memberlakukan Undang-Undang Mata Uang yang bertujuan untuk mencegah uang kertas yang bukan cetakan dari pemerintah, mengingat  koloni adalah daerah perdagangan yang defisit dan secara bertahap kekurangan alat pembayaran. Kebijakan ini menambah beban perekonomian dari colonial, dan ditambah lagi dikeluarkannya Undang-undang Bela Negara tahun 1765 yang mengharuskan koloni memasok pasukan untuk kerajaan dengan perbekalan dan barak.
Langkah terakhir penerapan system colonial baru membangkitkan perlawanan terbesar dan terorganisir.[6] Peraturan baru yang dikenal sebagai Undang-undang material (stamp Act) menyatakan bahwasanya cukai materi akan dikenakan untuk Koran, pamflet, majalah, dan dokumen resmi lainnya.
In 1765 Grenville devised another measure, the Stamp Act. Stamp duites were imposed on legal and commercial documents, on newspapers, almanacs, pamphlets, playing cards and dice. This was touching many of the rank and file directly; they had caught the impact of previous act only indirectly. The started purpose to which the revenue accruing was to be used was the upkeep of the military establishment in the colonies. The Americans, now that the French were gone, could se only one reason for the elaborate military establishment – a sly way of being ready to enforce distastesful measures. And, when violators were made subjek to the jurisdiction of the non jury admiralty courts, colonial resentment could no longer contain it self. Especially was this true when the stamp act was followed in quick succession by the quartering. Act, which required the colonies to billet the soldiers who were sent overseas and whom there was insufficient room in existing royal barracks.[7]

Pungutan yang diberlakukan ini nantinya akan digunakan untuk melindungi dan     mengamankan daerah-daerah koloni. Dampak dari undang-undang ini mempengaruhi semua orang untuk  melakukan bisnis apapun. Dampak yang lain adalah menyatunya beberapa elemen yang paling kuat dari masyarakat kolonial yaitu pengacara, rohaniwan, wartawan dan pengusaha. Opposition came in a variety of forms. Oposisi datang dalam berbagai bentuk. Some was reasoned and informal, such as James Otis ' The Rights of the British Colonies Asserted and Proved , a pamphlet that proclaimed the unconstitutionality of taxation by agencies in which the colonies were not represented.James Otis 'Hak Koloni Inggris, sebuah pamflet yang menyatakan penolakan atas hak Inggris untuk bisa menarik pajak dari Amerika[8]. Pada musim panas tahun 1765, perdagangan dengan negeri induk turun drastis, ketika sekelompok orang berpengaruh bersatu dalam “ Sons of Liberty[9]” . seorang tokoh dari Virginia, Patrick Henry , pada bulan mei mengeluarkan serangkaian resolusi bahwa Undang-undang material adalah ancaman bagi kebebasan kolonial. Bahwa orang Virginia memiliki hak seperti orang Inggris lainnya, yaitu mereka hanya dapat dikenai pajak oleh perwakilan mereka. Puncaknya pada bulan Oktober 1765 diadakan Kongres Undang-undang Material di New York dengan anggota perwakilan dari seluruh koloni. Tujuan kongres ini adalah untuk mempertimbangkan banding agar lepas dari raja dan parlemen Inggris dan menentang campur tangan parlemen Inggris dalam urusan Amerka. Resolusi yang keluar dari kongres ini adalah bahwa tidak ada pajak yang akan atau dapat secara konstitusional dikenakan pada mereka, kecuali oleh pihak legislative mereka.
Permasalahan selanjutnya adalah tentang perwakilan. Antara pihak koloni dan parlemen Inggris mempunyai sudut pandang yang berbeda.  Kebanyakan pejabat Inggris yakin bahwa parlemen merupakan badan kerajaan yang mewakili dan memiliki wewenang yang sama atas koloni seperti halnya Negara asal. Sedang dalam sudut pandang pemimpin Amerika, tidak ada parlemen kerajaan, yang ada hanya hubungan resmi mereka dengan pemilik tahta. Pada tahun 1764, James Otis, seorang tokoh setempat selama revolusi Amerika, menulis pamfletnya yang terkenal mengenai  hak-hak koloni Inggris di mana dia menyatakan penolakan atas hak Inggris untuk menarik pajak dari Amerika[10].
            Parlemen inggris tidak menerima hal tersebut, banyak kolonis di Penyslavania menentang kemerdekaan, tapi akibat dari dampak boikot dari Amerika akhirnya tahun 1766, parlemen menyerah dan menghapus undang-undang materai dan memodifikasi kembali undang-undang gula.  Namun parlemen juga mengeluarkan undang-undang hak-hak hukum ( Declaratory Act).

1.      Undang-undang Townshend
Charles Townshend, seorang Menteri Keuangan dari Inggris, mendapat tugas untuk membuat program fiscal yang baru yang menimbulkan serentetan kemarahan yang timbul dari rakyat Amerika. Dalam kebijakannya ia meringankan beban pembayaran rakyat Inggris dengan mengifisienkan pengumpulan pajak perdagangan di Amerika, seperti memperketat administrasi, dan mendukung pajak atas impor koloni yang diekspor dari Inggris. Undang-undang ini dirancang untuk menaikan pemasukan uang yang digunakan untuk membiayai aparatur-aparatur Negara dan pasukan Inggris di Amerika.
Dalam the letter of a Pennylvania farmer(1767-1768), menyanggah  bahwa parlemen memiliki hak untuk mengendalikan perdagangan kerajaan  tapi tidak memiliki hak memajaki koloni.[11] Tulisan ini karya pengacara Philadelpia , John Dickinson sebagai jawaban atas Undang-undang Townshend. Akibat dari Undang-undang ini, perlawanan dari rakyat sangat gencar, seperti yang terjadi dalam kebijakan-kebijakan terdahulu. Mereka mulai menggunakan produk-produk local. Di Boston, pasukan Inggris yang hadir disana menimbulkan keributan yang berakhir kekerasan, pada 5 Maret 1770.  dan pada tahun itu pula parlemen Inggris memilih mundur dan menghapuskan Undang-undang Townshend tersebut kecuali untuk teh.[12]


2. Munculnya Tokoh Revolusioner
            Para pejuang revolusioner berjuang terus agar kontroversi tetap terjadi. mereka berpendapat bahwa pembayaran pajak terhadap parlemen merupakan prinsip bahwa mereka menerima parlemen dan hak-haknya untuk mengatur mengatur semua koloni-koloni, sehingga kebebasan mereka terbatasi oleh parlemen tersebut. Pemimpin radikal yang paling efektif adalah Samuel Adams dari Massachsetts, yang terus berjuang untuk kemerdekaan Amerika[13]. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi opini dari masyarakat terhadap orang-orang yang kuat secara politik dan social. Menggerakkan mereka dengan tindakan nyata, dan membuat rakyat sadar kekuatan yang paling penting ialah kekuatan dari siri mereka untuk melawan segala tindakan yang mengekang kebebasan.
Untuk melancarkan tujuannya ia berpidato dan menulis artikel dalam Koran-koran dan juga pada tahun 1772, ia mengadakan rapat kota Boston untuk memilih sebuah komite perimbangan yang menyatakan hak dan keluhan dari penduduk koloni.[14] komite ini menghubungi kota-kota lain mengenai masalah-masalah yang terjadi dan meminta untuk memberi tanggapan. Masalah-masalah tersebut antara lain mengecam bahwa keputusan Inggris untuk membayar gaji hakim dari pungutan pajak karena dikhawatirkan hakim tersebut tidak tergantung lagi terhadap legislative dan kemudian menuju ke arah perbuatan yang sewenang-wenang. Akhirnya komite ini dibentuk dari seluruh koloni dan terbentuklah sebuah basis revolusioner yang efektif , akan tetapi disini Samuel Adams belum cukup dukungan untuk mencapai sebuah revolusi.
Pada tahun 1773, perusahaan Inggris di Hindia Timur mengalami situasi yang sulit dalam hal keuangan. Perusahaan tersebut meminta tolong pada Inggris untuk melakukan monopoli atas semua teh yang yang diekspor ke koloni. Akibatnya , tindakan ini memacu pedangang-pedagang colonial bergabung dengan kaum revolusioner untuk bergerak menuju suatu kemerdekaan, karena mereka merasa dirugikan. Namun di Boston, agen-agen tersebut menolak desakan penduduk koloni, dan gubernur kerajaan mendukung dan mempersiapkan untuk membawa kargo ke darat tanpa menghiraukan desakan koloni. Pada tanggal 16 desember 1773, pada malam hari sekelompok orang yang menyamar sebagai suku Indian, yang dipimpin oleh Samuel Adams, menaiki tiga kapal yang sedang berlabuh dan kemudian membuang kargo the tersebut.
The problem was handled differently in different places. In some ports, the tea was landed and stored in musty cellars to spoil. In others, the ships were not permitted to land. In Boston, several patriots, dressed as Indians and carrying hatchets, boarded three ship loaded with tea. They chopped open the chests, poured the tea into the see, and quietly left the scene when the colonists learned what had been done, many of them felt that the “Indians” had gone too far, but they soon forgot their criticisms when the learned of the action taken by parliament against Boston and Massachusetts.[15]

Tindakan ini dilatarbelakangi karena mereka takut jika teh ini sampai ke darat, kemudian para penduduk akan terpaksa membayar pajak dengan  membeli teh tersebut. Akibat dari tindakan ini pemerintah Inggris mengecamnya sebagai tindakan vandalisme dan akan mengunakan jalur hukum untuk membawa penduduk yang memberontak ke dalam jalur yang mereka inginkan.

            3. Undang-undang yang bersifat memaksa ( Coercive Act)
Parlemen mengeluarkan kebijakan baru, yang pertama peraturan Pelabuhan Boston ( Boston Port Bill) yaitu menutup pelabuhan Boston karena kerugian atas pembuangan teh dan meminta ganti rugi. Kemudian yang kedua, melarang penyelenggaraan pertemuan kota tanpa persetujuan gubernur dan membatasi wewenang pihak local. Kebijakan selanjutnya adalah Undang-undang Bela Negara, yaitu mewajibkan pejabat local untuk menyediakan tempat yang layak bagi pasukan Inggris, bahkan kalau perlu ditempatkan di rumah-rumah pribadi.
Pada tanggal 5 September 1774, para perwakilan dari koloni-koloni bertemu di Philadelpia untuk membicarakan masalah-masalah yang sedang berkembang dari koloni-koloni. Delegasi ini dikenal dengan kongres Kontinental Pertama. Keputusan dari kongres ini adalah bahwa undang-undang bersifat memaksa tidak perlu dipatuhi, dan kongres ini diakhiri dengan penyusunan sebuah resolusi yang isinya antara lain adalah hak penduduk koloni untuk hidup bebas dan makmur. Dalam kongres ini terjadi pembentukan Asosiasi Kontinental, Asosiasi ini mengarah pada sikap hemat serta mendorong tumbuhnya Industri dan ekonomi. Asosiasi ini kemudian memegang kepemimpinan di koloni-koloni dan mendorong untuk mengakhiri semua wewenang kerajaan yang masih ada.
Raja George III sebetulnya masih bisa menjalin persekutuan dengan pihak moderat, sehingga dapat memperkuat posisi Inggris dan revolusi tanpa kekerasan tidak terjadi. Tapi Raja tidak membuat konsensi apapun untuk ini. Bahkan membuat tulisan bahwasanya keputusan yang dibuat oleh pihak koloni akan diperangi baik kalah maupun menang.


Sumber :

Alden, John R. and Alice Magenis.1960. a History of the United States, New York:  American Book Company.

Bannon, John Francis.1952. History of the Americas (Volume One), New York:  Mcgraw-Hill Book Company.Inc.

Beard, Charles A and Mary R. Beard. 1944.  a Basic History of the United States, New York: Doubleday, Doran & Company.

Blake, Nelson Manfred. 1954. a Short History of American Life New York: Mcgraw.Hill Book Company,Inc.


Cicota, Howard dan Prayitno.2004. Garis Besar Sejarah Amerika. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat
             
Gabriel, Ralph H. 1991. Nilai-nilai Amerika:(Pelestarian dan Perubahan), Jogjakarta: Gajah Mada University Press.

http://id.wikipedia.org/wiki/koloni Inggris. diakses pada tanggal 3 maret 2010,
pukul 01.25 A.M.

tugas kuliah jaman bahlul, diampu oleh Prof. Dr. Husein Haikal dan Alhamdulillah nilai saya keluar..
Semoga bermanfaat :D



       [1] Ralph H. Gabriel, Nilai-nilai Amerika: (Pelestarian dan Perubahan), (Jogjakarta: Gajah Mada University Press, 1991), hlm 153.

       [2] Ibid., hlm 98.
       [3] Pejabat militer tersebut diangkat dan ditempatkan menjadi gubernur Florida timur dan barat, kepulauan Hindia Barat dan Quebec, semua wilayah yang didapat dari hasil Traktat Paris tahun 1763, yang mengakhiri perang tujuh  tahun.

       [4] Charles A. Beard and Mary R. Beard, a Basic History of the United States (New York: Doubleday, Doran & Company, 1944), Hal. 84.

       [5] Cicota, Howard dan Prayitno, Garis Besar Sejarah Amerika, (Departemen Luar Negeri Amerika Serikat:2004), hlm 68.

       [6] Ibid., hlm 69.
       [7] John Francis Bannon, History of the Americas  (Volume One, New York:  Mcgraw-Hill Book Company.Inc, 1952), Hlm 457.
       [8] Michael Kammen, Op.cit., hlm. 98-99.

       [9] Organisasi rahasia yang dibentuk untuk melawan Undang-undang material dengan cara kekerasan.
       [10] Ibid.
        [11] Nelson Manfred Blake, a Short History of American Life (New York: Mcgraw.Hill Book Company,Inc, 1954),  Hlm 126.

       [12] Teh merupakan barang mewah bagi koloni dan the ini hanya dapat dikonsumsi oleh sebagian kecil orang saja.

       [13] Cicota, Howard dan Prayitno, Op. Cit,. Hlm. 73-74.

      [14] Ibid.
       [15] John R.  Alden and Alice Magenis, a History of the United States (New York: American Book Company, 1960),  Hal 56.

1 komentar:

  1. revolusi Amerika mengubah cara pandang dan cara hidup orang Amerika

    BalasHapus