Di sudut gedung megah
Angin sepoi-sepoi menghembus
Rintik hujan menderu
Hilir mudik orang
Dengan sejuta aktivitasnya
Ku hempaskan diri,
Asap mengepul galau
Menunggu,
Jam bergerak tak kunjung usai
Di depan berkoar-koar..
Bak binatang lapar
Saling bertarung
Menyampaikan janji
Yah, janji lagi..
Tak peduli dalam kesepian
Setetes semangatku
Berliter-liter, berton-ton
Tatapan tajam dan tak kosong
Daun-daun mulai jatuh
Gugur dan berguguran
Mewarnai haru biru
Pelataran yang kian meredup
Dua sejoli bercanda ria
Bergandeng-gandeng melepas cinta
Mesranya…
Kemudian..
Jatuh tersungkur meredam luka,
Esok, lusa, entah.
Bait-bait kehidupan
Nyanyian kemiskinan
Hambar terasa
Hidup tanpa lara
Hey kalian. . ! !
Aktivis jalang!
Meradang dalam ketidakpastian
Selaksa laksamana tak berawak
Lemah, lesu dan mati
Di sini bualan
Di sana omong kosong
Meratap hitamnya masa
Rezim bergolak
Tersandung jangkar pergerakan
Cih ..
Muak dan menjijikan
Derai pengharapan tanpa ujung
Di sudut matari mulai meredup
Sudahlah..
Setan menyeruak dalam pikiran
Tanpa etika maupun adab
Di bawah pencakar berlantai basah
Aku bernyanyi seorang diri
“lakon pasif, berujung apatis”
Kampus remang-remang
13:03 WIB
16 Desember 2011
Hasby Marwahid
puisi yang menarik. salam kenal dari banda aceh. follow me back. hehehe...
BalasHapustrimakasih mas reza.. okey !
BalasHapus