Kamis, 09 Agustus 2012

Muhasabah Puasa !


“Banyak orang berpuasa namun tiada ia peroleh dari puasanya
selain lapar dan dahaga” (Al-hadits)


Alhamdulillah kita sudah memasuki bulan Ramadhan yang kali ini sudah menginjak  tahun 1433 H. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh barokah dan maghfirah (ampunan). Bulan Ramadhan termasuk bulan yang istimewa sehingga Rosulullah pun pernah bersabda “penghulu dari segala hari adalah Jum’at, dan penghulu dari segala bulan adalah Ramadhan. Ditilik dari sejarahnya, bulan Ramadhan pun mempunyai arti penting terutama pada masa Rosulullah. Sejarah telah berbicara bahwa pada bulan ini adalah bulan di mana nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu saat melakukan uzlah (mengasingkan diri) di gua hira. Saat itu datang malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu pertama untuk rosulullah, yakni Iqra’ (bacalah). Iqro’ bismirobikladzi kholaq (Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan), seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Selain itu masih banyak lagi kisah-kisah yang termaktub dalam Al-Qur’an maupun Sunnah tentang bagaimana sejarah masa itu terutama di bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan, umat muslim diwajibkan untuk melakukan puasa selama satu bulan penuh. Dasar hukum untuk berpuasa ini sangatlah kuat dan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh 183 dijelaskan “hai orang-orang, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan terhadap orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. Penjelasan tersebut pada intinya adalah mengajak kita untuk bertaqwa. Arti taqwa menurut Prof Dr. Hamka dalam tafsir Al Azharnya adalah memelihara diri dari perbuatan yang tidak disukai Tuhan, selalu melakukan kebajikan dan mempunyai tingkah laku terpuji. Jadi puasa itu dimaksudkan untuk
menjadikan kita menjadi orang yang taat kepada sang Khaliq atau kepada Dzat pemilik alam semesta dengan seluruh isinya. Ibadah puasa pada hakikatnya sedang memperkokoh tali hubungan kita dengan Allah SWT. Jika kita senantiasa berusaha memperkuat tali hubungan kita dengan Allah SWT (habluminallah), maka dzikir dan ingatan kita senantasa terpancang kepadaNya.
Pada bulan ini kita juga dituntun oleh master Trainer kita yakni Allah SWT, sesuai dengan firmanNya dan sabda utusanNya yakni Nabi Muhammad SAW. Puasa melatih kita untuk saleh individu dan saleh social. Maksudnya, puasa menuntun kita menjadikan pribadi yang baik secara individu dan juga hubungannya dengan Tuhan. Perasaan religious tersebut dapat mengarahkan manusia menjadi tertata karena ada hal yang ingin dicapai, yakni surga. Yang kedua, kesalehan social yaitu meningkatkan tali silaturahmi dan saling membantu terhadap yang lemah, seperti sodaqoh, infaq demi kepentingan umat yang lebih membutuhkan. Bulan ini masyarakat muslim berbondong-bondong melaksanakan segala kebaikan dengan menambah dan memperbanyak beribadah. Seperti sholat tarawih, membuat makanan untuk berbuka di masjid (taqjil), bersodaqoh dan lain sebagainya. Bulan ini adalah bulan amal, dimana semua bulan itu seperti racun, dan bulan Ramadhan adalah penawarnya.
Bulan Ramadhan juga dapat digunakan sebagai proses dalam pembentukan karakter diri. Salah satunya melalui puasa, kita dilatih kejujuran, kesabaran, dan menangkis segala godaan duniawi selama proses puasa berlangsung. Menurut Al Ghazali, puasa orang itu ada tiga macam; puasanya orang awam, puasanya orang khusus dan puasa khusus dari orang-orang khusus. Puasanya orang awam adalah puasanya yang biasa saja, hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, namun tingkah laku dan ucapan tidak dijaga. Selanjutnya, Puasanya orang khusus yakni menahan lapar dan dahaga serta selalau menjaga ucapan dan perbuatan yang tercela. Yang ketiga adalah puasa khusus dari orang-orang khusus, yaitu memaknai puasa secara lahir dan batin, tidak hanya menjaga ucapan dan perbuatan yang tidak terpuji, akan tetapi juga anggota badan, seperti mata, tangan dan memperbanyak ibadah dan selalu mendekatkan diri pada RobNya.
Fase bulan Ramadhan tak ubahnya dengan fase hidup kupu-kupu. Maksudnya, kupu-kupu adalah binatang yang mempunyai warna yang elok, berwarna-warni dan sedap dipandang. Namun sebelum menjadi indah seperti yang kita lihat pada umumnya, ia melalui proses yang cukup panjang yakni ulat, kepompong dan kupu-kupu. Masa menjadi ulat, ia rakus, dan memiliki bentuk yang dapat menegakkan bulu kuduk (ngeri-red). Setelah itu menjadi kepompong yang tidak melakukan aktifitas dan terkurung. Setelah proses tersebut barulah ia menjadi sebuah binatang yang elok dan berwarna. Dari contoh di atas, puasa kita harusnya menjadi seperti puasa kupu-kupu. Pada bulan sebelumnya, manusia yang dilingkupi dengan nafsu duniawi yang negative dengan banyaknya godaan, kemudian memasuki bulan Ramadhan mulai menahan hawa nafsu dan setelah itu menjadi manusia sebaik-baiknya manusia. Itu jika dilihat secara tekstual dan memang output dari bulan ramadhan adalah menjadikan manusia yang muttaqin (taqwa). Semoga kita semua dapat memaknai bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya makna dan perbuatan nyata. Jangan sia-siakan Ramadhan tahun ini, siapa tahu ini adalah Ramadhan terakhirmu. 

 Munggur, 31 Juli 2012
Hasby Marwahid

0 komentar:

Posting Komentar