Selasa, 11 Oktober 2011

Dongeng Lalu


Temaram lampu kota mulai redup
Dikala malam berganti dini
Guyuran angin malam mulai sejuk menusuk
Berjejer keramain di gelap malam
Dengan sesuatu yang dirundung pilu
Ayam juga belum berkokok
Selintas teringat kabut silam
Di mana kami masih terlihat formal
Yah. . . putih abu-abu

Kejayaan mengangkang di atas kepala kami
Saat di mana mulai mengerti
Sahabat yang tak pernah abadi

Formalitas kaum pemberontak
Menjadikan nilai dan norma sampah
semua terlihat sampah. . terserak-serak
idealisme kaum kelaparan. . .
tentang;
“perang dan persahabatan”.

Nyanyian rindu terangan-angan
Quo Vadis kalian?
Betapa lapuk dan tergerus jaman
Sang waktu belum mengizinkan
Untuk kita merajut dongeng lalu
Membicarakan tentang kebodohan, keabsurdan. .
Keserakah dan kebiadanan
Akan masa keemasan

("Putih abu-abu
 Putih abu-abu
 Putih abu-abu")

Malam begitu indah
Untuk mengulas angin lalu
Menerawang ke langit luas
Mereka sedang mendobrak masa depan
Asa dikejar, menendang masa lalu
Apakah kalian masa berada di alam yang
Kita dulu namakan masa lau?
Tidak pastinya..
Kalian sedang terbang melayang
Di alam masing-masing

Di manapun kalian bersebaran
Saya tidak pernah lupa
Mari kita menyusun waktu
Membicarakan dan mendongengkan
Betapa bodohnya aku, kamu, kalian, mereka
. . dulu”,
Di manapun kalian
Sukses lah, jayalah, menarilah di atas keringat
Untuk mu semua kawan-kawan. .
Yah mereka kawan-kawan. .
Life is beautiful
Munggur, 12 Oktober 2011
1:25 A.M


Didedikasikan :
Untuk teman-teman SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta
Inisial  D, A, R, H, K, H, dan semua yang tidak bisa saya sebutin satu-satu. .
Terimakasih telah mengisi di zaman pembodohan dan keganasan
He he he he. .

0 komentar:

Posting Komentar