Pendahuluan
Apa kabar teman ?masih sehat pastinya. Apakah kalian baik-baik
saja?Baiklah saya tidak perlu bertele-tele lagi, saya hanya meanyakan kabar
kalian. Lama kita tidak berjumpa, entah kalian sibuk dengan rutinitas dunia
yang berjubel, kuliah pastinya. Ada yang sudah kerja? Alhamdulillah selamat ber
part time ria, yang jelas jangan lupakan kuliah. Bulan april, mei, juni,
juli dan agustus silam berjuang bersama merajut cerita-cerita indah. Masih
ingatkah kaliah hey kawan?Secerca peristiwa di sudut Magelang?Di mana kampus
membersamakan kita untuk sebuah kehidupan atas angin, yah kebersamaan yang
berlawanan arus.Mari membicarakan makna, mengayam kata dan menarikan jari-jari
menjadi sebuah tulisan.Entah kenapa saya ingin mentafsirkan kalian satu-satu,
penafsiran yang maha subyektif dari saya.Kata “saya” di sini biar kelihatan
semi militer, eh maksudnya semi formal diganti dengan “Aku”.Baiklah sebaiknya
aku mulai dari komunitas kaum Adam dulu, middle, dan lanjut ke kaum hawa.
Indramayu, Kota sejuta burjo-nan
Indramayu, Kota sejuta burjo-nan
*hey mas Muh. Murtafi’ul Afifi, nick name is Afifi, Fiul, Si Mur,
Afif, Murtaf atau entahlah, aku lebih suka memanggilmu Afifi. Si Afifi begitu.Titik. Hmm apa kabar mas
beroo? Apakah kamu tambah gendut? Dengar-dengar porsi makanmu berkurang, apa
gara-gara si Sawi(atau apa aku lupa)? Tentunya tidak, sampai detik ini aku
masih optimis dengan pola makanmu, tidak ada masalah sedikitpun kan? Manusia
dengan porsi makan dewa.Aku menyebutmu sang penghabis, the last man. Eh Apakah
kamu masih suka menyembunyikan pakaian kotor di pojokan kamar?Pas sekali kamu
dengan tipikal anak rantauan, si laundry menjadi solusi. Hey si lelaki yang
selalu terjaga dalam tidur, apakah dengkurmu sudah mengalahkan sang petir?
Rasanya belum ya.Sisi positif dari pola tidurmu teman-teman mengidolakanmu
menjadi satpam, artinya bunyi gerak kecilpun kamu bangun, bahkan semut-semut
yang berjalan pelan pun bisa membangunkanmu.
“aku
belum ngantuk kog”, katamu disaat kami asyik ngobrol.
“eh
fi, besok katanya mau turun ke Jogja, aku titip . . “, “he fii !!”,kataku dengan nada tinggi.
“grooooooookkk,
Zzzzzzzzz”, katamu sambil bersenandung dalam mimpi.
“!#!#@!$y↨♪6Ǒ↨♀ৱكyҾ-,♣☺☻♥♠6”, lirikku
sambil menenteng pedang.
Itu lah, baru satu hal yang kuingat darimu..masih ada seribu lagi.
Hey mas Afifi, masih suka tidak mandi? Pastinya masih.Apa kabar cewekmu?
Kayaknya untuk pertanyaan ini tidak usah aku bahas, terlalu retoris.Semoga kamu
sukses ya dan ajari aku untuk hal yang satu ini.Kayaknya kamu guru yang baik
untuk berguru.Oia, gimana Valentino Rossi, eh maksudku kabar motormu?Apakah
masih suka balapan?Pertama kali aku dibonceng rasanya mau muntah gara-gara
keringatmu.Bukan itu maksudku, kecepatanya mengalahkan kereta Pramex Jepang
boy.Disitu aku dapat ilmu baru, bahwa kelincahan mengalahkan segalanya, tapi
nyawa diradang mata.Kalau yang satu ini tentunya kamu masih ingat, tentang
papan informasi yang jatuh tertiup angin. Mendadak muka kamu merah padam, bukan
marah tapi mati gaya. Kalau ini aku numpang ngakak aja ya gan , wkwkwk.
Sudahlan tidak baik membicarakan rentetan sudut negative dari orang, dosa.Eh
kalau kamu bukan orang to? Jadi ga papa yak.
Si kipper andalan dari UNY ini juga jadi pelatih. Apa kabar juga
team mu? Masih eksis bergulat dalam pertandingan? Sudah berapa piala yang kamu
rebut sekarang? Okelah pokoknya.Tetap semangat dan tetap berkarya kawan.
*mas Arfan
ArdiYANTO.Aku lebih suka memanggilmu mendo, tapi lebih keren lagi Yanto. Kata
kamu itu nama dari Bapakmu. Ternyata masih ada orang yang sayang kamu, Bapak
Yanto dan Ibu Yanto, ehm.Tentunya Mbak Yanto alias mabk mu itu juga.Biarkan si
Desy eh D*sy (Sudah disensor)
melayang layang dengan si dia toh kamu masih punya keluargamu, tapi jangan
masukin aku ke daftar list mu lho, aku tidak MAHO. Hey apa kabar teman si murah/muram
senyum? Sudah stadium berapa otak kamu? Masih waras kan? Ya ya ya.Pernah dengar
ini pantun ini bos? ;
“ke malang mencari kutu, Macan itu nampak garang”
“Apapun usahamu, mbak Sarah tetap milik akang”
Masih kah tidak menyerah?Atau pura-pura tidak sadar? Terlalu capek
aku mengingatkanmu, kompetisi itu munafik harganya. Hanya sebuah hiburan mungil
ditengah peradaban tanpa hiburan.Betul tidak kawan? Eh ngomong-ngomong dompetmu
sudah ketemu belum hey si rupa masam? Benar-benar rentetan kesedihan yang
mendalam, tertawa pun kamu enggan.Hidup ga mau, tapi jangan mati dulu, dosamu
bos, bukan sebiji kurma, tapi setinggi mahameru.Hehehe. Hey lelaki penakut
kegelapan, seperti mukamu yang gelap padam, aku lupa bertanya kabar tentang mu?
Sejenak basa-basi tidak jelas, tapi ikhlas aku bertanya kabar dengan mu, apakah
Fine?Or ?semoga begitulah. Aku masih
ingat candaan tidak jelasmu, seperti hatimu yang tidak jelas ;
“Boos,
minuman opo nek diombe nyolok moto?”, katamu sambil mnyeringai.
“mbuh
fan, lah opo jawabane?”. Kata aku penasaran.
Lalu
kamu mempraktekan dengan bodohnya aku yang memperhatikan.Dalam hati menggenggam
palu dan melemparkan ke arah kamu.
“plaaakkk!!!”,
lamunanku terhenti ketika tanganku memukul mukaku sendiri.
“hehehe,
apek to booss”, jawabmu seakan tidak terjadi apa-apa.
Lalu
aku pura-pura mati saja.
Hey mas terjorok sedunia, aku tak bisa membanyangkan dan sorry ga
bakal tak banyangkan, seperti apa bentuk kamar kamu sesungguhnya. Aku masih
ingat ketika posko menjadi sarang jemuran kotor milikmu. Di bawah kasur, di
dekat pintu, di jendela etc. untuk pakainmu yang berada di dekat pintu, maaf
seribu maaf itu aku kira “welcome/alas/keset”.
Banyak teman-teman seperguruan menasbihkan seperti itu.Tapi aku akui, kamu
sesosok manusia unik menurutku. (ini bukan berarti aku suka lho, nanti dikira
MAho). Eh, gimana