Jumat, 25 Mei 2012

Mitos Malam Minggu !


            Malam Minggu (Ahad-red), selama ini memang diidentikan dengan malam untuk bersenang-senang. Malam tersebut dianggap sebagai malam untuk melepas segala kepenatan, kegalauan, dan kesibukan setelah 5 hari beraktifitas. Entah hal tersebut karena tugas-tugas kuliah, tugas sekolah, kerjaan kantor, atau kegiatan berorganisasi. Malam Minggu biasanya waktu yang tepat untuk nongkrong-nongkrong di cafe, bioskop, menonton konser sang idola dan sebagainya. Bagi yang punya pacar, biasanya malam ini adalah malam wajib lapor alias ngapel
          Budaya seperti ini rupa-rupanya telah menjadi maindset bagi kebanyakan orang, yakni malam Minggu adalah malam hura-hura. Pola pikir seperti ini telah menjadi racun dan virus bagi kebanyakan anak muda yang kemudian meluas di kebanyakan orang. Akhirnya malam Minggu sebagai malam bersenang-senang menjadi kebenaran yang mengarah pada mitos. Bahwa kalau bukan malam Minggu itu tidak mengasyikkan. Inilah potret dari dampak budaya modern yang terbentuk secara terus-menerus dan sudah mengonstruk dalam masyarakat kita baik dari anak-anak, kaum muda sampai yang tua.
         Sebenarnya malam Minggu tidak ada bedanya dengan malam-malam yang lain. Malam Jum'at misalnya, malam ini identik sekali dengan malam yang menakutkan, apa lagi malam Jum'at Kliwon. Betapa carut-marutnya pemahaman masyarakat kita terhadap hari Jum'at ini, padahal Hari Jum'at adalah hari yang istimewa dalam Islam. entah?!. Buatlah malam-malam yang lain seperti malam Minggu. Maksudnya bila malam Jum'at sering dibiasakan untuk untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan hiburan, atau menjadi malam hiburan, maka dengan sendirinya malam Jum'at menjadi malam hiburan. Hal ini karena budaya yang tidak lain dibiasakan oleh lingkungan masyarakatnya. Budaya malam Jum'at yang menakutkan tak lain adalah mitos yang harus ditiadakan. Hal ini mungkin disebabkan acara televisi yang menyuguhkan genre horor berakibat meracuni pikiran masyarakat.
            Sebuah contoh lain, tentang arti tampan dan cantik di negeri ini. Bahwa yang tampan dan cantik harus berkulit putih juga karena faktor tradisi. Kebanyakan masyarakat kita yang berkulit sawo matang menjadikan ukuran kecantikan itu yang berkulit putih atau yang keturunan indo sekalipun. sehingga anggapan bahwa yang berkulit hitam itu tidak cantik menjadi sesuatu yang umum di masyarakat kita. Maka dari itu kapitalisme global yang berwujud peralatan kosmetik mendapat sasaran empuk, yakni para kaum hawa yang gila dengan kecantikan. Ada pula kaum pria yang seperti itu, namun prosentasenya lebih sedikit dari pada kaum hawa kebanyakan. Beginilah dampak dunia global yang semakin memperbudak manusia.
         Sekelumit ibarat di atas adalah tidak lain kultur di masyarakat kita. Seperti juga bagi mereka yang mengatakan bahwa malam Minggu itu malam yang indah karena ia telah termakan oleh anggapan tersebut. Sekarang permasalahannya adalah tingal bagaimana kita sebagai manusia yang memaknai hidup ini. Tuhan telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dari makhluk lain. Salah satunya dengan adanya akal. Jika manusia punya akal, hewan punya insting atau naluri. Dengan adanya akal yang sehat dan jernih manusia bisa berpikir untuk memaknai hidup yang sebenarnya. Jika tidak meletakkan akal untuk berfikir, apa beda kita dari hewan dari segi perilaku? entahlah.
Jangan mudah terjebak dalam kondisi masal yang realitasnya diciptakan dan direkayasa oleh manusia. Kita pun bisa merekayasa realitas tersebut. Untuk itu mari kita meninjau ulang dan merenungkan kembali kenapa malam Minggu harus dijadikan sebagai ajang hura-hura. Bisa juga malam Minggu tersebut diisi dengan melakukan kebaikan dengan cara menolong orang lain, kajian, pengajian ataupun dengan diskusi dan lain sebagainya yang bermanfaat.  Begitu juga dengan malam-malam yang lain, sehingga mitos malam Minggu yang identik sebagai malam untuk hura-hura atau maksiat bisa diruntuhkan. Artinya perbuatan yang berbau maksiat tersebut juga harus dikikis walaupun pada malam-malam yang lain. Bagi yang malam Minggu sendirian atau istilah populernya jomblo, jangan berkecil hati. Kita juga bisa mengisi malam Minggu dan malam yang lain dengan perbuatan positif, seperti membaca buku, mengaji, dan lain sebagainya. Intinya adalah pergunakan waktu dengan sebaik-baiknya, bahwa setiap detik, menit, jam itu adalah ibadah. Sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang lain dan agama.   
Maguwo, 25 Mei 2012 
Hasbi Marwahid

0 komentar:

Posting Komentar