Malam Minggu (Ahad-red), selama ini memang diidentikan dengan malam untuk
bersenang-senang. Malam tersebut dianggap sebagai malam untuk melepas segala
kepenatan, kegalauan, dan kesibukan setelah 5 hari beraktifitas. Entah hal
tersebut karena tugas-tugas kuliah, tugas sekolah, kerjaan kantor, atau
kegiatan berorganisasi. Malam Minggu biasanya waktu yang tepat untuk
nongkrong-nongkrong di cafe, bioskop, menonton konser sang idola dan
sebagainya. Bagi yang punya pacar, biasanya malam ini adalah malam wajib lapor
alias ngapel.
Budaya seperti ini rupa-rupanya telah menjadi maindset
bagi kebanyakan orang, yakni malam Minggu adalah malam hura-hura. Pola pikir
seperti ini telah menjadi racun dan virus bagi kebanyakan anak muda yang kemudian
meluas di kebanyakan orang. Akhirnya malam Minggu sebagai malam
bersenang-senang menjadi kebenaran yang mengarah pada mitos. Bahwa kalau bukan
malam Minggu itu tidak mengasyikkan. Inilah potret dari dampak budaya modern
yang terbentuk secara terus-menerus dan sudah mengonstruk dalam masyarakat kita
baik dari anak-anak, kaum muda sampai yang tua.
Sebenarnya malam Minggu tidak ada bedanya dengan
malam-malam yang lain. Malam Jum'at misalnya, malam ini identik sekali dengan
malam yang menakutkan, apa lagi malam Jum'at Kliwon. Betapa carut-marutnya
pemahaman masyarakat kita terhadap hari Jum'at ini, padahal Hari Jum'at adalah
hari yang istimewa dalam Islam. entah?!. Buatlah malam-malam yang lain seperti
malam Minggu. Maksudnya bila malam Jum'at sering dibiasakan untuk untuk
melakukan hal-hal yang berhubungan dengan hiburan, atau menjadi malam hiburan,
maka dengan sendirinya malam Jum'at menjadi malam hiburan. Hal ini karena