Selama ini jarang ada kursi belajar cepat
rusak, yang cepat rusak kebanyakan kursi dan sofa di depan televisi (Prof.
Suyanto, Ph.D)
Siapa
yang tidak pernah melihat tayangan televisi di zaman modern ini? Rasa-rasanya
semua orang lintas usia, baik dari kanak-kanak sampai kawak-kawak pernah menonton
dan bahkan kecanduan televisi. Tidak dapat dipungkiri lagi televisi pada zaman
ini adalah semacam candu yang berada pada setiap rumah-rumah dari penjuru kota
sampai ke pelosok desa, semua tidak luput dari keberadaan televisi. Televisi
menjadi sarana pencarian masyarakat akan informasi dan sekedar untuk refreshing
dari penat pikiran setelah berkutat dengan aktifitas selama seharian.
Transfer
informasi baik secara langsung maupun tidak langsung, TV pasti akan
mempengaruhi masyarakat dari segi pola pikir maupun tingkah lakunya. Tayangan
TV menyuguhkan life style (gaya
hidup) yang terlihat dalam sinetron-sinetron, iklan-iklan, kegilaan akan music,
berita-berita baik politik maupun kriminal sampai propaganda pemikiran. Yang
terjadi adalah masyarakat seakan dibuat terhanyut dan duduk berlama-lama
menyaksikan kenikmatan-kenikmatan duniawi yang dikemas sedemikan rupa oleh
kotak yang bernama televisi. Stasiun TV baik swasta maupun negeri
berlomba-lomba untuk membuat semenarik mungkin tayangan tersebut agar
masyarakat tidak beranjak dari depan layar TV.
Membicarakan
televisi memang tidak ada habisnya. Ditinjau dari segi negatifnya, tayangan TV
telah menampakkan suatu propaganda yang merusak simbol akhlak dan moral yang
ditampakkan dalam acara-acaranya. Yang pertama, Televisi menjadi pembawa
maindset (pola pikir) masyarakat. Dengan melihat berbagai serial TV, seperti
sinetron, gosip tentang selebriti, film-film barat yang sarat dengan kekerasan,
dan berbagai tayangan lain yang sedikit (kurang) mendidik, kita yang dibuat betah
berjam-jam untuk menyaksikan serial tersebut dan juga mengikuti apa yang telah
kita saksikan. Seperti mode fashion (pakaian)
yang terkesan kurang bahan (seksi-red) dan gaya hidup lainnya yang banyak
menampakkan sifat hedonistik telah diikuti oleh berbagai kalangan khusunya anak
baru gede (ABG) dan remaja kebanyakan. Selain itu, bisnis periklanan yang
digalakkan oleh investor asing pun tidak luput menjamah televisi.